Menyoal dukungan Kemerdekaan Palestina di Indonesia

03.31

Akhir-akhir ini sering kita dengar, ucapan-ucapan untuk tidak menyibukkan diri mendukung kemerdekaan Palestina.

" Buat apa sih? Kita juga masih banyak urusan kayak di Papua yang masih miskin, serta kita sendiri masih belum sepenuhnya merdeka dari berbagai sisi. Menyibukkan diri dengan Palestina tidak penting untuk kita saat ini." 

Mereka seakan lupa isi pembukaan UUD 1945, "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

Eh, engga deng, mereka sebetulnya tahu ada Pembukaan itu, tapi tidak mau mendukung kemerdekaan Palestina. Ada rupa-rupa alasan mereka beberkan, antara lain kusebut satu dulu: Palestina bukan sebuah bangsa, ia merupakan orang Arab, dan dengan demikian secara kemerdekaan Palestina tidak ber-hak(memiliki) untuk merdeka, karena nyatanya ia bangsa Arab. Alasan yang cukup meyakinkan juga, ditambah lagi dengan alasan seperti ini, "Sedang Israel itu ialah negara milik bangsa Yahudi, maka ia ber-hak untuk merdeka, memiliki negara, dan bebas dari penjajahan yang menghalangi kemerdekaan mereka..

Ada ucapan dari kaum pro-kemerdekaan Palestina di Indonesia : "Palestina-lah negara yang pertama kali mendukung kemerdekaan Indonesia, maka wajib Indonesia membantu usaha kemerdekaan Palestina." Ini dibantah lagi oleh kaum anti, bahwa yang namanya 'Negara Palestina' tidak ada zaman segitu. Lagian, yang menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Indoneisa cuman Haji Amin Al-Husaini, mufti Al-Quds waktu siaran di Jerman: Mendukung usaha kemerdeakaan Indonesia di bawah Pemerintahan Jepang (lewat BPUPKI). Lebih lanjut tentang Imam Amin, ia diceritakan sebagai tokoh pro Nazi yang anti Yahudi sekali.

Pa Haji: Kumaha damang jang?
Haji Amin habis dighibahin sama kaum anti-kemerdekaan Palestina. Pak Haji pada zaman itu malah mendukung Hitler plus Nazi Gorengnya yang ciamik itu. Dia juga yang ikut bantuin propaganda Nazi di Arab, serta ikutan bikin pasukan SS berkopeah di Bosnia. Jahatnya lagi, menurut Mister Netanyahu, Pak Haji Amin ini yang punya usul buat melenyapkan orang Yahudi buat Hitler. Asalnya, sekali lagi menurut Mister Netanyahu, adalah supaya nanti Palestina tidak heurin ku tangtung,  penuh sama orang asing -Yahudi. Ceritanya, sekali lagi yah menurut Mister Netanyahu: Hitler itu pada mulanya baek, dia tidak ada rencana mau genosida orang Yahudi, ia asalnya cuman mau ngusir orang Yahudi aja, kurang baek apa tuh Hitler?; tapi Haji Amin merusak segalanya.. Hitler jadinya melakukan genosida terhadap orang Yahudi sampai tuntas. Pokonya jahat dah Haji Amin itu.

Berkata Pa Haji kepada Hitler: Eling  ler, ulah matil solat.
Gerakan Nazi mengaji di sana.
Gimana? cukup meyakinkan kan kenapa kita gak perlu dukung Palestina. Mendingan kita dukung Israel menjalankan dan menjaga Indonesia.





Tamat
------------------------------------------------------------------------------------------
Ya enggak lah!
Atas dasar demikian apakah kita tidak perlu mendukung kemerdekaan Palestina? Sama sekali tidak. Alasan yang tadi itu semuanya lemah, penuh unsur hasad dan tergesa-gesa. Kita bahas saja dari argumen yang awal-awal.

Dengan dasar bahwa Palestina bukan sebuah bangsa, maka apakah dengan begitu kita gak usah menndukung usaha kemerdekannya? Mari kita lihat sebuah negara yang dibawahnya ada Australia, di atasnya ada Malaysia, nama negaranya Indonesia.

Adakah bangsa Indonesia itu? Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap Nasional memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah (Petrus Citra Triwamwoto.2004.Kewarganegaraan. Jakarta:Grasindo hal.118). Indonesia bisa jadi sebuah bangsa karena suatu nasib yang bisa dibilang sial juga : DIJAJAH barengan sama Belanda. Andaikan Belanda kemarin tidak menjajah wilayah Indonesia, mungkin bangsa Indonesia tidak akan pernah ada. Wilayah Nusantara ini nanti namanya masih NUSANTARA saja yang isinya ada negara Sunda, Jogja, Solo, Jawa, Aceh, Bugis, Ternate, Tidore, dan macam-macam itu termasuk Brunei, Mindanao, Sabah, Kelantan, dan bleweh bleweh lainnya, dan malah kalau mau ditarik jauh lagi sebetulnya grup Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, serta Filipina masih bisa dibikin jadi satu bangsa : Melayu.

Jadikan posisi itu dibalik, ternyata Palestina merdeka jadi negara dan Indonesia itu cuman sekedar usaha memerdekakan diri. Dengan dasar argumen 'kebangsaan' tadi apakah Palestina perlu mendukung kemerdekaan Indonesia? Indonesia kan bukan sebuah bangsa, bangsa Indonesia itu tidak pernah ada, yang ada hanya Melayu, Jawa, Sunda, Bugis, Dayak, dan lain lain. Anggaplah ceritanya sudah ada Sumpah Pemuda mendeklarasikan satu Indonesia itu, apakah perlu Palestina mendukung kemerdekaan suatu bangsa Indonesia? Enggak. Indonesia masih bukan bangsa, yang ada hanya Melayu, Jawa, dkk, dan TIDAK perlu didukung kemerdekaannya; karena ia BUKAN sebuah bangsa.

Tadi dibilang bahwa kemerdekaan Palestina itu tidak perlu didukung karena yang ada hanyalah bangsa Arab. Tapi kalau mau dibilang kemerdekaan Indonesia itu tidak perlu didukung karena yang ada hanyalah bangsa Melayu? Masih mau kamu mendukung kemerdekaan Indonesia? Gimana? Sebagai orang yang mengaku berbangsa Indonesia, ada sanggahan lain? Bisa disimpulkan pernyataan 'kebangsaan' tadi salah. Kebangsaan yang kalian tafsirkan bahwa Palestina itu tidak ada melainkan bangsa Arab bisa jadi tidak konsisten dengan : Indonesia itu tidak ada melainkan bangsa Melayu, Jawa, Sunda, dkk. Argumen pertama, sudah gagal.

Argumen kedua, bahwa Palestina merupakan pendukung pertama kemerdekaan Indonesia sebetulnya tidak salah juga, benar. Palestina tidak merupakan negara waktu itu, dia cuman wilayah jajahan Inggris yang mau memerdekakan diri seperti yang lainnya, mirip Indonesia. Simpelnya, calon negara mendukung calon negara yang lain untuk merdeka. Wajar sekali kalau calon negara yang sudah jadi negara itu mendukung perjuangan calon negara lain, tidak usah dipersoalkan, ibaratnya seperti calon mahasiswa. Calon mahasiswa saling mendukung untuk lolos jadi Mahasiswa, saat satu sudah jadi Mahasiswa, ia bakal terus mendukung calon Mahasiswa supaya jadi Mahasiswa.


Argumen yang ketiga, bahwa pernyataan dukungan Palestina untuk kemerdekaan Indonesia hanya Haji Amin. Ini argumen banyak bacot, tidak berdasar. Pak Haji Amin selaku Mufti Al-Quds, pencetus dan pemimpin usaha kemerdekaan Palestina wajar saja dia jadi juru bicara, termasuk bicara tentang dukungan calon negara Palestina terhadap calon negara Indonesia.

Argumen tuduhan tambahan adalah bahwa dukungan Pak Haji ialah hanya saat siaran di Jerman dan hanya kepada calon negara Indonesia bawahan Jepang. Oh kawanku, Foto-foto di atas berkata lain dari demikian. Haji Amin datang bersusah susah dari penjara di Perancis ke Indonesia, buat apa? Ikut perayaan dukungan Mesir terhadap kemerdekaan Indonesia. Kesimpulannya, Haji Amin sebagai Mufti Besar Palestina saat itu, pemimpin usaha kemerdekaan Palestina, ikut mendukung kemerdekaan Indonesia.

Mohamed Ali Eltaher Portrait, 1955.jpg
Ali Tahir
Muhammad Ali Tahir, adalah tokoh perjuangan Palestina yang ikut membantu menjaga kemerdekaan Indonesia. Bukan sekedar menyatakan dukungan, ia membantu secara keuangan. Waktu itu benar negara Palestina memang belum ada, warga mereka masih banyak yang nebeng ke negara sekitar seperti Mesir dan Syiria.

Republik Arab Bersatu
Mari kita bahas tentang asal usul negara Palestina itu. Waktu itu wilayah Arab kebanyakan lepas dari Usmani, bahkan Palestina yang dibela-belain akhirnya lepas juga ke Inggris. Bangsa Arab jajahan Inggris ini pasca Perang Dunia kedua ingin merdeka. Nah muncul negara-negara baru dengan sebab-musababnya sendiri sendiri, ada Iraq dan Yordania karena memang wilayah kerajaan sendiri, ada juga yang joinan bikin Republik Arab bersatu, sebuah gabungan antara Mesir dan Suriah, semua sudah jadi bangsa sendiri-sendiri, walau masih bisa dihitung bangsa Arab. Palestina juga kepingin dong, tapi dia gak bisa. Inggris menjatahkan wilayah Palestina untuk adek tersayang bernama Israel. Palestina gak terima, nah disitulah muncul gerakan kemerdekaan Palestina, kemudian dari hasil usaha selama ini setelah wilayah mereka digerogoti akhirnya Negara Palestina diakui juga oleh Israel cs dengan wilayah yang kecil sekali cuman 6220 km2, setengahnya Pulau Bangka lebih sedikit. Mirip dikit sama Indonesia, yang dulu dijajah Belanda, lalu diambil Jepang, lalu Indonesia yang dari zaman Belanda ingin memerdekakan diri akhirnya benar-benar merdeka. Tapi Belanda gak mau, dilakukanlah agresi militer macem macem sampai mendirikan Republik Indonesia Serikat, yang RI hanya sebuah bagian kecil di dalam RIS.

Terakhir terkait Haji Amin dan Hitler, mari kita berpikir sesuai keadaan yang terjadi. Palestina mau merdeka, tapi Inggris malah menjatahkan Israel di sana, kalau usaha sendiri pasti kalah lah kalau lawan Inggris. Apa mau bersekutu atau berteman dengan Sekutu? Enggak lah! Jadi sama siapa lagi selain dengan Poros. Mirip lagi sama Indonesia: Indonesia mau merdeka, tapi kita semua sudah tahu Belanda tidak mau, eh keburu diambil alih sama Jepang. Apa Indonesia mau berteman sama Belanda dan sekutu? Nah Indonesia ikutan sama Jepang untuk sementara, lagian Jepang sudah berjanji pada suatu hari nanti untuk memerdekakan Indonesia.

Haji Amin ikut mempropagandakan Nazi Jerman serta ikut membantu pembentukan pasukan SS berkopeah dari Bosnia. Sukarno mempropagandakan 3A Asia Raya-nya Jepang dan mengajak rakyat ikut Romusha. Apa perkara di situ? Itu semua sebagai upaya semata-mata menjalin kerjasama.

Penutup, untuk yang anti-usaha kemerdekaan Palestina di Indonesia, aku mengajak untuk janganlah menghalangi usaha untuk memerdekakan Palestina di sini. Malah aku mengajak untuk ikutan, ayo, membantu perjuangan rakyat Palestina, karena kita semua sama-sama ingin meraih kemerdekaan. Selain itu Palestina dan Indonesia juga mirip-mirip.

You Might Also Like

0 komentar

Pos Masyhur

Facebookna di-add nya!

instagram