Soalan Paradoks

08.04



  • "Tuhan adalah Yang Maha Kuasa, Tuhan mampu menciptakan apapun.Lalu, apakah Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa mampu menciptakan Yang Maha Kuasa lainnya?"
  • "Pinokio adalah makhluk yang kalau ia berbohong maka hiungnya akan memanjang. Satu waktu dia bilang bahwa hidungnya akan memanjang. Apakah Pinokio sedang berbohong?"
  • "Dilan, panglima geng motor asli Indonesia, bilang bahwa Semua orang Indonesia adalah tukang bohong. Apakah Dilan lagi jujur?"
  • "K diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. K Maha Kuasa. Yang Maha Kuasa mampu menciptakan apa saja. Apakah K mampu menciptakan Tuhan?"
  • "Anna diculik Mr.X. Mr. X akan mengembalikan Anna dengan syarat ia harus menebak apa yang akan Mr.X lakukan selanjutnya. Apa jawaban Anna?"
  • "A bilang,'Gue lagi bohong'. Apakah A ini jujur?"

Apa yang menyebabkan paradoks menjadi suatu paradoks? Paradoks bisa muncul karena ia tersusun dari premis-premis yang nampaknya logis, namun  menimbulkan kesimpulan(-kesimpulan) yang bakal membuat premis-premis tadi menjadi saling bertentangan. Perlu diketahui bahwa penarikan kesimpulan yang sahih hanya didapat dari premis-premis yang benar juga. Paradoks muncul karena ada premis yang tidak benar. Jadi untuk menyelesaikan Paradoks, kita cukup menunjukkan premis mana yang tidak logis.

1.'Pada Siang hari, Bandung bakal terang.'
2.'Gerhana matahari total menyebabkan kegelapan.'
3.'Tadi Siang Bandung mengalami gerhana matahari total.'
=> Apakah Bandung tadi lagi terang atawa tidak gelap?

Premis 1 langsung bisa kita salahkan dengan mudah. Mudah, karena menurut pengetahuan yang kita dapat, tidak selamanya siang hari itu terang. Kenapa tidak premis 2 saja yang kita salahkan? Karena pengetahuan dan mungkin pengalaman kita bahwa saat gerhana matahari semuanya menjadi gelap. Premis 1 patah karena Premis 2.

Apakah untuk menyalahkan premis kita hanya mengikuti kenyataan yang terjadi (realitas) di dunia dan bisa teramati? Tidak juga. Dalam cerita Pinokio dan Maha  Kuasa, semua premis tidak bisa diamati dan diketahui di dunia: makhluk yang hidungnya memanjang saat berbohong, dan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dan mampu menciptakan segalanya. Dalam paradoks jenis ini, para pembaca biasanya akan terjerat dan mudah untuk menyalahkan premis inti(Premis yang menyebabkan premis-premis selanjutnya menjadi mungkin) seperti premis 'Pinokio akan panjang hidungnya saat berbohong' dan 'Tuhan Maha Kuasa'. Perkaranya kalau kita langsung menyerang premis inti, paradoks tidak terselesaikan dan kita kelihatan 'goblok' sebagai efek sampingnya. Bayangin aja kalau kamu dikasih paradoks Pinokio dan langsung bilang,"Mana ada Pinokio yang kalo bohong hidungnya memanjang di dunia ini!!". Ini artinya, kita harus jeli menentukan premis mana yang layak disalahkan dan menunjukkan kepada si pencipta paradoks kesalahannya (lebih ekstrimnya: kegoblokannya).

Premis bisa disalahkan karena beberapa sebab, seperti pertentangan dengan premis lain atau cacat secara bahasa.

Dalam cerita Pinokio, pernyataan '..dia bilang bahwa hidungnya akan memanjang' tidak bisa dijadikan alasan terkait memanjangnya hidung Pinokio di saat nanti. Kata 'nanti' tidak ada urusannya sama bohong dan jujur, mirip kejadian saat Asep bilang 'ini bola akan jatuh' dan ternyata bolanya ditendang Agus; Asep tidak bisa dikatakan lagi bohong. Memanjangnya hidung itu diakibatkan Pinokio berkata bohong. Memanjang atau tidaknya hidung Pinokio tidak ada urusannya dengan ucapan Pinokio yang tadi. Kalau kamu bertemu dengan pencipta paradoks ini, kamu bisa langsung ngata-ngatain dia karena pengetahuan bahasanya yang ngaco.

Dalam cerita Maha Kuasa, premis'Tuhan menciptakan Yang Maha Kuasa lain' salah.'Tuhan menciptakan Yang Maha Kuasa lain' bisa juga disalahkan. Mengapa? Karena kata 'Maha' menunjukkan ketunggalan. Pernyataan ini tidak bisa diterima logika. Klausa 'Tuhan menciptakan Yang Maha Kuasa lain' sudah jelas salah dari segi bahasa. Kamu nggak usah repot-repot jadi atheis kok, cukup dengan nyalahin si pembuat paradoks soal kemampuan bahasanya.

Cerita Penculikan Anna kurang lebih sama kayak yang Pinokio, di masalah penggunaan kata 'akan'. Si penculik sebenernya mau terus menahan Anna. Kalau penculik ada itikad baik ingin melepaskan Anna, harusnya dia menggunakan kata 'ingin' daripada kata 'akan'. [Jawaban konyol tapi bisa-bisa aja (dengan anggapan Mr.X adalah manusia biasa): Mr.X akan napas. Kalo ga napas Mr. X akan mati dan Anna bakal bebas :)]

3 paradoks tadi langsung bisa disebut 'tidak layak dijawab' dengan alasan kesalahan bahasa.

You Might Also Like

0 komentar

Pos Masyhur

Facebookna di-add nya!

instagram