Sejarah yang panjang itu juga mempengaruhi bagaimana Jawi terbentuk, khususnya pengejaannya. Pada mulanya pengejaan cenderung mirip dengan bahasa Arab dimana huruf vokal (dalam wujud huruf waw, alif, dan ya) minim ditulis. Selanjutnya penggunaan huruf vokal semakin sering ditemukan, meskipun kerap dirasakan bahwa ada semacam inkonsistensi.
Pedoman ini direncanakan untuk mudah dipahami dan konsisten. Selamat membaca!
A. Ejaan Dasar
Keterangan:
Huruf ‘K’ menunjukkan bunyi konsonan, sementara huruf ‘V’ menunjukkan bunyi vokal. Sebagai contoh kata `Cinta` memiliki pola ‘KVKKV’, atau kata ‘Kamu’ memiliki pola ‘KVKV’.
Untuk harakat ikut pègon, tidak perlu ditulis sebagian/seluruhnya, hanya untuk memperjelas pembacaan khususnya pada vokal ə (بٓ), è (بَي), o (بَو).
KV
KVK
KVKV = KV+KV
KVKVK = KV+KVK
KVKVKV= KV+KV+KV (tidak ada pengurangan alif)
Banyak: kombinasi
Diftong:
Istilah Arab Islami: Tidak dimodifikasi
Berimbuhan (langsung sambung):
Opsional:
1. Pengurangan alif:a) Untuk jenis kata KaKa, alif terakhir bisa dihapus
b) Kecuali jika K terakhir adalah و، ي. Alasan: bentrok dengan diftong
B. Angka
C. Pengharakatan kata arab
D. Istilah asing
Termasuk dari sistem penulisan apa yang ditulis beda dengan apa yang dibaca: Ditulis transliterasinya dan/atau teks aslinya.
Charles Dickens: